POLISI TIDUR

Kalo ini Polisi Ketiduran

Memang kita sering melewati yang satu ini kalau di perkampungan dan dengan menggerutu kita libas aja dengan ngomel dalam hati “jalan sudah dibikin nyaman kok malah dibuat susah,dibuat bergelombang grrrrrrr …” tapi lama2 kita akan “pasrah” juga khan.. lalu kita ngomel dalam hati lagi “saya khan naik motornya pelan..pengendara yang lain tuh yang kenceng..” kilah kita dalam hati..tul gak bro..ayo jujur

Polisi tidur dalam bahasa asing disebut “Sleeping Policement” ,”Traffic Bump”,”Speed Bump” yang mana fungsinya adalah memperlambat laju kendaraan bermotor, adalah bagian jalan yang ditinggikan yang dipasang melintang.

Ketinggiannya juga diatur serta cara penempatannya apalagi rambu peringatannya sesuai Keputusan menteri perhubungan no 3 tahun 1994 tentang alat pengendali dan pengamanan pemakai jalan,dimana sudut kemiringan adalah 15% dan tinggi maksimum tidak lebih dari 150 mm.

Adapun penempatan yang diperbolehkan adalah pada:
1.Jalan pemukiman
2.jalan dengan kelas IIIC
3.Jalan yang sedang melakukan konstruksi

Posisi penempatan harus melintang tegak lurus dengan lalulintas jalan…dan untuk banyaknya (lebih dari satu) harus dikaji lebih lanjut sesuai manajemen dan rekayasa lalulintas

 

Pada pelaksanaannya seringkali masyarakat membuat 'polisi tidur' sebanyak dan setinggi mungkin dengan harapan para pengendara mampu mengurangi kecepatannya. Akan tetapi kondisi tersebut disadari atau tidak dapat sangat berbahaya dan mengganggu kenyamanan berkendara. Prinsip dasar pembuatan 'polisi tidur' yang awalnya untuk keselamatan dan kenyamanan berkendara tidak tercapai. Untuk itulah setiap pembuatan 'polisi tidur' harus dilakukan sesuai aturan, jangan sampai tujuan positif dari keberadaan alat tersebut tidak terlaksana.